Selasa, 29 Oktober 2013

POLA CURAH HUJAN


Curah hujan merupakan parameter cuaca yang berpengaruh dalam ilmu meteorologi.Jumlah curah hujan dinyatakan dalam mm,sedangkan intensitas curah hujan biasanya dinyatakan dengan jumlah presipitasi dalam satuan waktu tertentu.
Hujan adalah presipitasi berbentuk cairan.Salah satu faktor yang berpengaruh dalam fenomena hujan adalah suhu.Hujan memerlukan keberadaaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu diatas titik leleh es di dekat dan diatas perukaan bumi.

a. MENENTUKAN POLA CURAH HUJAN TAHUNAN
         
            Menurut data 10 tahunan Stasiun meteorologi Kalianget bisa terlihat pola hujannya adalah Monsunal. Pola monsunal dicirikan oleh distribusi curah hujan bulanan berbentuk lembah atau huruf V dengan jumlah curah hujan musiman rendah pada bulan tertentu.Pada pola hujan monsunal wilayahnya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau.Pada grafik rata-rata curah hujan bulanan stamet kalianget dari tahun 2001 s/d 2010 Tipe grafik curah hujan bersifat unimodial memiliki satu puncak musim hujan pada bulan desember. Sementara itu lembah minimum terjadi pada bulan Agustus pada saat musim kemarau. Tipe monsunal dipengaruhi oleh angin musiman (monsun), baik angin baratan maupun angin timuran yang bertiup akibat adanya perbedaan musim di Belahan Bumi Utara (BBU) dan Belahan Bumi Selatan (BBS). Pola hujan monsunal terdapat di Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, dan sebagian Sumatera.
Berikut Grafik Rata-rata curah hujan bulanan STASIUN METEOROLOGI KALIANGET periode tahun 2001 s/d 2010.



                                                                                                                                                      









b.MENENTUKAN POLA MUSIM 

Pada kondisi normalAngin Monsun Barat bergerak pada saat matahari berada di belahan bumbagian selatan yang mengakibatkan daerah Benua Australia mengalami musim panas, sehingga bertekanan rendah, sedangkan suhu di Benua Asia sendiri lebih dingin, dan bertekanan lebih tinggi. Sifat dari angin itu sendiri akan bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, sehingga angin akan bertiup dari benua Asia menuju benua Australia, dan karena menuju ke daerah Selatan garis Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke arah kiri. Jika Angin Monsun Barat terjadi maka wilayah Indonesia khususnya akan mengalami MUSIM HUJAN akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui Samudera Pasifik dan Laut Cina Selatan.sedangkan pada saat monsun timur jumlah curah hujannya sangat sedikit.Angin Monsun Timur bertiup saat matahari berada di belahan bumi bagian utara sehingga menyebabkan suhu pada benua Australia lebih dingin dan bertekanan tinggi, sedangkan Benua asia suhunya lebih panas dan tekanannya rendah. Sesuai sifat dari angin maka bertiup dari benua Australia menuju benua Asia, dan karena menuju Utara garis Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke arah kanan. Pada waktu ini, Indonesia akan mengalami musim kemarau akibat angin tersebut melalui gurun pasir di bagian utara Australia yang kering dan hanya melalui lautan sempit.

















Dari grafik terlihat bahwa pola hujan dengan tipe monsunal ini berbentuk seperti huruf V.Bisa disimpulkan Kalianget memasuki musim kemarau pada bulan april dasarian II ditandai dengan jumlah curah hujan kurang dari 50mm dan diikuti 3 dasarian beriktnya dan musim kemarau ini berlangsung sampai dengan november dasarian II.



Selasa, 23 Juli 2013

PRAKIRAAN CUACA WILAYAH MADURA 

Berlaku mulai tanggal 23 Juli 2013 Pukul 07.00 WIB
Sampai dengan tanggal 24 Juli 2013 Pukul 07.00 WIB


BangkalanHujan Ringan
Hujan Ringan
Suhu: 23 - 31 °C
Kelembaban : 66 - 91 %
Kec. Angin : 35 (km/jam)
Arah Angin : Timur
Hujan Ringan
Hujan Ringan
Suhu :25 - 32 °C
Kelembaban : 66 - 91 %
Kec. Angin : 35 (km/jam)
Arah Angin : Timur
PamekasanHujan Ringan
Hujan Ringan
Suhu: 24 - 31 °C
Kelembaban : 69 - 94 %
Kec. Angin : 35 (km/jam)
Arah Angin : Timur
Hujan Ringan
Hujan Ringan
Suhu :25 - 32 °C
Kelembaban : 69 - 94 %
Kec. Angin : 35 (km/jam)
Arah Angin : Timur
SumenepHujan Ringan
Hujan Ringan
Suhu : 25 - 32 °C
Kelembaban : 66 - 90 %
Kec. Angin : 35 (km/jam)
Arah Angin : Timur
Hujan Ringan
Hujan Ringan
Suhu : 26 - 32 °C
Kelembaban : 68 - 88 %
Kec. Angin : 35 (km/jam)
Arah Angin : Timur
SUASANA PEGAWAI DIWAKTU  PEMERIKSAAN KINERJA
OLEH TIM BPK JAKARTA
Selasa, 23 Juli 2013





















Senin, 22 Juli 2013

PRAKIRAAN CUACA HARI INI

UNTUK WILAYAH MADURA

BangkalanHujan Ringan
Hujan Ringan
Suhu: 23 - 31 °C
Kelembaban : 66 - 91 %
Kec. Angin : 35 (km/jam)
Arah Angin : Timur
Hujan Ringan
Hujan Ringan
Suhu :23 - 31 °C
Kelembaban : 66 - 91 %
Kec. Angin : 35 (km/jam)
Arah Angin : Timur
PamekasanHujan Ringan
Hujan Ringan
Suhu: 24 - 31 °C
Kelembaban : 69 - 94 %
Kec. Angin : 35 (km/jam)
Arah Angin : Timur
Hujan Ringan
Hujan Ringan
Suhu :24 - 31 °C
Kelembaban : 69 - 94 %
Kec. Angin : 35 (km/jam)
Arah Angin : Timur
SumenepBerawan
Berawan
Suhu : 25 - 32 °C
Kelembaban : 54 - 88 %
Kec. Angin : 35 (km/jam)
Arah Angin : Timur
Hujan Ringan
Hujan Ringan
Suhu : 25 - 32 °C
Kelembaban : 66 - 90 %
Kec. Angin : 35 (km/jam)
Arah Angin : Timur
http://bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Meteorologi/Prakiraan_Cuaca_Propinsi.bmkg?prop=16

Senin, 10 Juni 2013


Pengumuman Tes TKD dan TKA Sipencatar AMG 2013


Berdasarkan Rapat Evaluasi kelulusan Test Kompetensi Dasar (TKD) dan Test Kompetensi Akademik (TKA) yang tertuang pada Berita Acara Nomor : 172/DL.004/AMG-2013, tanggal 03 Juni 2013 dengan Peserta Sipencatar AMG Thn. 2013 yang dinyatakan Lulus Test Kompetensi Dasar (TKD) dan Test Kompetensi Akademik (TKA) sebagaimana pada Lampiran.

Rabu, 29 Mei 2013

SEJARAH METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Sejarah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan namaMagnetisch en Meteorologisch Observatorium atauObservatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.
Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.
Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesiawith WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.
Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. ( Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009)
        

Senin, 27 Mei 2013

PROFIL STASIUN METEOROLOGI KALIANGET

Selamat Datang di Stsiun Meteorologi Klas III Kalianget
Jln.Raya Kalinget Barat No.08 
Sumenep Jawa Timur Kode Pos 69471

                                                   Gambar 1.1 Stamet Kalianget bagian depan


Stasiun Meteorologi Kalianget berdiri tahun 1952.

                                                  Gambar 1.2 Stamet Kalianget tampak depan

Stasiun ini dikelilingi oleh tambak garam seluas kurang lebih 6 hektar.Dan tambak udang kurang lebih 3 hektar.

Gambar 1.3 Tambak Garam disamping kantor

Jalanan dari pintu gerbang menuju jalan raya.Memang sedikit sunyi.Dan jauh dari bangunan bertingkat.Ini bertujuan untuk memudahkan jarak pandang observer dalam pengamatan(VISIBILITY).

Gambar 1.4 Jalan depan kantor

Memasuki gerbang maka tepat akan melewati jalan ini.Tempat parkir motor dan sepeda pegawai stasiun Kalinget.


Gambar 1.5 Tempat Parkir 

Taman alat untuk Stasiun synoptik dibangun di tempat yang dianggap cukup representatif untuk daerah sekitarnya.Sehingga tidak menghalangi jarak pandang penglihatan pengamat.
              
Gambar 1.6 Taman Alat


Gambar 1.5 Area Kantor (foto diambil dari taman alat)

Ruang operasional ini digunakan untuk mencatat hasil pengamatan dan pengiriman data melalui CMSS yang dikirim langsung ke BMKG Pusat.Yang diolah menjadi prakiraan cuaca.


Gambar 1.8 Ruang operasional Stamet Kalianget

Gambar 1.9 Pemantau Gempa dan GPS

Gambar 1.10 Solar panel